Parindra adalah salah satu organisasi yang didirikan
sebagai upaya untuk mempersatukan persepsi di antara organisasi pergerakan
nasional. Mereka menyadari bahwa hanya dengan persatuan, cita-cita kemerdekaan
Indonesia dapat diwujudkan. Upaya tersebut terus dilakukan dalam rapat-rapat,
diskusi, dan surat kabar. Salah satu surat kabar yang menampung gagasan
persatuan adalah "Soeloeh Rayat Indonesia." Surat kabar ini antara
lain dimanfaatkan oleh Kelompok Studi Indonesia di Surabaya untuk menyerukan
konsepsinya bahwa perbedaan golongan pendukung nonkooperasi dan pendukung
kooperasi tidaklah harus dibesar-besarkan.
Kongres I Parindra yang diselenggarakan pada Mei
1937 di Jakarta diputuskan bahwa Parindra bersikap kooperatif dan anggota yang
ada dalam dewan harus loyal pada partainya. KRMH Wuryaningrat yang menggantikan
Sutomo sebagai ketua berusaha dengan keras untuk mencapai perbaikan ekonomi
rakyat, pengangguran, peradilan, dan kemiskinan. Dalam memajukan kesejahteraan
ekonomi rakyat, Parindra telah berjasa mendirikan Perkumpulan Rukun Tani, Rukun
Pelayaran Indonesia dan Bank Nasional Indonesia.
Menurut mereka, tujuan pergerakan saat ini adalah
mengangkat rakyat Indonesia dari penderitaan berkepanjangan, baik itu melalui
kegiatan ekonomi, sosial, maupun politik. Pada November 1930 kelompok studi ini
mengubah namanya menjadi Partai Bangsa Indonesia (PBI). Meskipun berusaha
mengutamakan agitasi politik, PBI lebih terlihat sebagai partai lokal Surabaya
yang berorientasi pada kerakyatan. Perkumpulan Rukun Tani yang didirikannya
menjadi sarana perbaikan dan kesejahteraan petani.
Dengan basis tersebut, PBI mendapat dukungan luas di
pedesaan sehingga pada 1932 organisasi ini sudah memiliki anggota 2500 orang
dengan 30 cabang. Pada tahun yang sama diadakan kongres yang menetapkan
penggalakan koperasi, serikat sekerja dan pengajaran. Pada 1934, diadakan
kongres di Malang, yang menetapkan bahwa PBI akan lebih memajukan pendidikan
rakyat. PBI menggandeng BU untuk bekerja sama dalam upaya untuk menggalang
persatuan.
Dari kerja sama yang telah disepakati tersebut
disepakati untuk membentuk Partai Indonesia Raya atau Parindra pada 1935 dengan
menggabungkan organisasi lainnya, seperti Sarikat Celebes, Sarikat Sumatra,
Sarikat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi, dan Tirtayasa. Parindra memiliki tujuan
mencapai Indonesia mulia dan sempurna. Keunikan Parindra dibanding partai yang
lainnya adalah bahwa partai ini bersifat kooperasi dan dalam beberapa
kegiatannya juga nonkooperasi.