Pada
zaman glasial dimana sebagaian besar permukaan bumi masih menyatu, kawasan
Indonesia bagian barat masih menyatu dengan Asia dan kawasan Indonesia bagian
timur menyatu dengan Australia. Kondisi tersebut memudahkan terjadinya
perpindahan hewan-hewan Asia maupun Austraia untuk berpindah ke kawasan
Indonesia. Akibatnya setelah es mencair, Indonesia terpisah dengan Asia dan
Australia, ada kawasankawasan tertentu di Indonesia yang jenis-jenis flora dan
fauna mirip flora dan fauna yang ada di Asia dan Australia.
Kawasan
yang memiliki keragaman flora dan fauna yang mirip dengan yang ada di Benua
Asia disebut kawasan Asiatis. Kawasan Asiatis adalah kawasan Indonesia bagian
barat yang pada masa glasial menyatu dengan Asia. Kawasan ini berada di paparan
Sunda, meliputi pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Madura, dan Bali. Sementara
kawasan yang memiliki keragaman dan flora dan fauna mirip Australia disebut
kawasan Australis. Kawasan Australis merupakan kawasan Indonesia bagian Timur
yang pada jaman glasial menyatu dengan Australia. Kawasan ini menempati paparan
Sahul yang meliputi Papua dan kepulauan Maluku.
Di
antara kawasan tersebut, ada kawasan yang dihuni oleh hewan dan tumbuhan yang
merupakan tipe peralihan antara Asia dan Australia. Kawasan ini disebut
Australasiatis. Kawasan Australasiatis merupakan kawasan Indonesia bagian
tengah yang pada zaman glasial tidak menyatu dengan kedua benua tersebut.
Peranannya relatif dalam daerahnya meliputi Sulawesi dan kepulauan di Nusa
Tenggara. Sehingga flora dan fauna yang dijumpai di kawasan ini umumnya
merupakan jenis flora dan fauna yang hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Ketiga
kawasan tersebut dipisahkan oleh garis tanda yang disebut garis Wallace dan
Webber. Garis Wallace memisahkan kawasan flora dan fauna Asiatis dengan kawasan
peralihan Australia. Sementara garis Webber membatasi garis flora dan fauna
Australasiatis dengan wilayah Australia.