Sebagian
besar negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada abad ke-20. Setelah melalui
perjuangan panjang, mereka mampu berdiri sebagai negara merdeka.
Dalam
perkembangan selanjutnya, negara-negara tersebut mengalami berbagai macam
gejala sosial. Beberapa contoh gejala sosial yang dihadapi Indonesia dan
negara-negara tetangga yaitu kependudukan, pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, dan pertikaian etnis.
a. Kependudukan
Masalah
kependudukan dihadapi oleh Indonesia dan negara tetangga. Masalah utama di
bidang kependudukan adalah besarnya jumlah penduduk. Indonesia menjadi negara
terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Jakarta juga menjadi salah
satu kota terpadat di dunia. Singapura menjadi salah satu kota di dunia yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi. Jumlah penduduk Singapura mencapai
3.567.000 jiwa. Permasalahan serupa juga dialami Filipina dan negara-negara di
Semenanjung Indocina.
Selain
besarnya jumlah penduduk, masalah kependudukan juga terkait dengan persebaran
dan kualitas penduduk. Persebaran penduduk di Indonesia dan negara tetangga
tidaklah merata. Apa maksudnya? Penduduk lebih suka tinggal di kota. Mereka
beranggapan bahwa di kota akan lebih mudah dalam mencukupi kebutuhan. Maka
penduduk beramai-ramai melakukan urbanisasi. Akibatnya, penduduk kota makin
padat, sedangkan desa makin jarang penduduknya.
Adapun
kualitas penduduk dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang
dimiliki. Makin tinggi tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki,
berarti penduduk makin tinggi kualitasnya. Sebaliknya, makin rendah tingkat
pendidikan dan keterampilannya, maka makin rendah kualitas penduduk. Penduduk
yang besar dapat menjadi modal pembangunan. Namun jika kualitasnya rendah, maka
besarnya jumlah penduduk justru dapat mendatangkan gejala sosial yang lain,
seperti pengangguran.
b. Pengangguran
Jumlah
penduduk yang lebih besar daripada lapangan pekerjaan yang tersedia dapat
menyebabkan pengangguran. Besarnya angka pengangguran juga dialami Filipina,
negara-negara di Semenanjung Indocina, Timor Leste, dan Papua Nugini. Di Papua
Nugini banyak warga negara yang pindah karena ingin mencari penghidupan yang
lebih baik.
Terbatasnya
lapangan kerja di dalam negeri menyebabkan sebagian tenaga kerja mencari kerja
ke negara lain. Banyak tenaga kerja dari Indonesia dan Filipina yang menjadi
tenaga kerja di Malaysia. Usaha tersebut dilakukan agar dapat memperoleh
penghasilan. Bila memiliki penghasilan lebih, mereka dapat meningkatkan taraf
hidup keluarga.
c. Kemiskinan
Orang
miskin adalah orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Terdapat
sekitar 39,05 juta jumlah penduduk miskin di Indonesia. Besarnya angka
kemiskinan menjadi faktor penghambat pembangunan.
Kemiskinan
juga dialami negara tetangga. Laos, Kamboja, dan Timor Leste bahkan tercatat
sebagai negara miskin di dunia. Di Malaysia bagian timur juga masih banyak penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan serta kurangnya sarana kesehatan dan
pendidikan.
Kemiskinan
penduduk juga dapat diketahui dari banyaknya tuna wisma. Gelandangan, pengemis,
dan rumah-rumah kardus menjadi penanda terjadinya kemiskinan. Ketiga hal
tersebut biasanya tampak di kota-kota besar.
Sampai
bulan Juni 2007, jumlah pengangguran Indonesia sebanyak 10,55 juta jiwa dan
jumlah penduduk miskin sebesar 37,27 juta jiwa. Sumber: Kompas.
d. Kesehatan
Kepadatan
penduduk dan kemiskinan berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Kota yang padat penduduknya biasanya memiliki tingkat polusi yang tinggi.
Kurangnya air bersih juga menjadi permasalahan yang dihadapi. Besarnya jumlah
penduduk juga mengakibatkan sarana kesehatan yang tersedia tidak mampu melayani
seluruh warga masyarakat.
Adapun
kemiskinan berdampak pada ketidakmampuan penduduk untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Kesehatan menjadi kebutuhan yang mahal bagi golongan ini. Padahal,
kaum miskin sangat mudah terkena penyakit. Cara hidup yang tidak sehat, tempat
tinggal yang tidak layak, serta makanan yang tidak terjamin gizinya menyebabkan
mereka mudah terkena penyakit. Ketika sakit mereka tidak mampu berobat. Biaya
menjadi salah satu alasan kaum miskin untuk memeriksakan kesehatannya ke
dokter.
e. Kejahatan
Masalah
lain yang juga dihadapi Indonesia dan negara tetangga adalah kejahatan.
Kejahatan dapat dilatarbelakangi gejala sosial yang lain, seperti pengangguran
dan kemiskinan. Orang yang terdesak kebutuhan dapat melakukan tindak kejahatan.
Para penganggur yang terdesak kebutuhan dapat melakukan tindak kejahatan. Jenis
kejahatan yang dilakukan pun beragam, mulai dari mencopet, mencuri, menjambret,
hingga merampok.
Tindak
kejahatan juga dapat dilakukan dengan menjual barang terlarang, seperti ganja.
Misalnya, seorang ibu rumah tangga menjadi penjual ganja karena terdesak
kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan yang dimiliki tidak cukup untuk membeli barang
kebutuhan.
f. Pertikaian
berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)
Pertikaian
yang dilatarbelakangi masalah SARA sering dialami Indonesia maupun
negara-negara tetangga. Di Indonesia pernah terjadi kerusuhan berbau SARA
seperti di Sampit, Poso, dan Ambon.
Peristiwa
pertikaian berbau SARA juga pernah mengakibatkan perang saudara di Vietnam dan
Kamboja. Kedua negara tersebut hancur karena perang saudara. Filipina juga
menghadapi pemberontakan karena perbedaan agama.