Pengaruh Perluasan Kekuasan, Perkembangan Pendidikan Barat dan Islam terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia

Politik etis dikemukan oleh Mr. Conrad Theodore van Deventer, seorang penganut politik liberal. Ia mendesak pemerintah Belanda untuk meningkatkan kehidupan wilayah jajahan.
Desakan itu berdasarkan pertimbangan berikut:

1.   Rakyat wilayah jajahan telah bekerja keras memberikan kemakmuran kepada Belanda (melalui tanam paksa).
2.   Oleh karena itu, Belanda wajib memberikan kemakmuran bagi rakyat wilayah jajahan. Hal tersebut sebagai balas budi atas kerja keras mereka.

Dalam perencanaan pelaksanaan politik etis telah disusun suatu program yang dinamakan Trilogi Van Deventer yang meliputi:

1. Irigasi

Untuk membangun sarana dan jaringan pengairan pada perkebunanperkebunan.

2. Edukasi

Untuk meningkatkan derajat penduduk Indonesia, maka harus segera didirikan sekolah untuk penduduk pribumi.

3. Migrasi

Perpindahan penduduk ke daerah perkebunan-perkebunan untuk bekerja dengan maksud untuk meningkatkan perekonomian penduduk pribumi.

Di antara ketiga pelaksanaan politik etis tersebut, bidang edukasilah yang berkaitan dengan lahirnya golongan tepelajar. Pelaksanaan edukasi didorong oleh kebutuhan pemerintah Belanda dan para pengusaha swasta asing. Pemerintah Belanda dan para pengusaha swasta asing membutuhkan tenaga-tenaga kerja terdidik untuk dijadikan pegawai pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta. 

Oleh karena itu, dibangunlah sekolah-sekolah. Sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi. Kecuali itu juga dibuka sekolah-sekolah kejuruan, seperti sekolah pamong praja dan sekolah pertanian.