Agama dan kebudayaan Hindu–Buddha lahir
pertama kali di India. Melalui perdagangan, hal itumasuk dan berkembang, serta
mempunyai perngaruh yang besar dalam kehidupan masyarakatIndonesia. Kebudayaan
dan sistem pemerintahannyapun ikut berpengaruh. Hal itu bisa dilihatdari
berdirinya beberapa kerajaan di Indonesia yang bercorak Hindu-Buddha. Selain
itu juga bisadilihat dari adanya peninggalan sejarah, seperti candi.
Salah satu candi peninggalan sejarah
adalahCandi Borobudur. Candi Borobudur termasuk salah satu bangunan termegah
yang pernah dibuatmanusia dan didirikan oleh dinasti Syailendra. Pada candi
Borobudur, kisah kehidupan ajaranBuddha dipahatkan pada reliefnya.
Nenek moyang bangsa Indonesia sejak dulu
telah menjalinhubungan dengan bangsa-bangsa lain terutama dalam
bidangperdagangan dan pelayaran. Dari hubungan yang terjalin itu,berbagai
pengaruh pun ikut masuk ke Indonesia, tidakterkecuali pengaruh budaya di
antaranya agama Hindu danBuddha. Hal itu akan berpengaruh pada
perkembanganmasyarakat dan sistem pemerintahan. Pada pembahasanselanjutnya,
kamu akan mempelajari perkembangan yangbercorak Hindu–Buddha dan persebarannya
hingga masuk keIndonesia.
Agama Hindu dan Buddha beserta kebudayaannya
yangdibawa oleh para pedagang dari India berpengaruh padaperkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahannegara yang didatanginya.
1.
Perkembangan Hindu dan Buddha di Asia Selatan
Hindustan adalah sebutan untuk suatu kawasan
yang sekarangmenjadi wilayah negara India, Pakistan, Bangladesh,Afghanistan,
dan Nepal. Kawasan Hindustan merupakan suatukawasan yang tertutup dari kawasan
lainnya. Di bagian timur,barat, dan selatan, kawasan ini dikelilingi oleh Laut
Arab danSamudra Hindia. Sementara di bagian utara, kawasan inidibatasi oleh
Pegunungan Himalaya dan Pegunungan HinduKush yang tegak memanjang.Selain laut,
satu-satunya jalan darat untuk memasuki wilayahini adalah sebuah celah di
antara Pegunungan Himalaya danPegunungan Hindu Kush yang dinamakan Celah Kaiber
(KhyberPass).
Meski posisinya tertutup, kawasan Hindustan
merupakankawasan yang subur karena dialiri oleh banyak sungai yang lebardan
panjang. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Indus,Gangga, Yamuna, dan
Brahmaputra.Pada sekitar tahun 3000–2000 SM, kawasan Lembah SungaiIndus dihuni
oleh bangsa Dravida. Pada masa tersebut, bangsaDravida telah membangun sebuah
kebudayaan yang maju.Mereka telah mengenal tulisan gambar (pictogram), sistem
tatakota, dan sistem pemerintahan yang mengatur kehidupanmasyarakatnya dengan
peraturan-peraturan. Mereka telahmampu membangun kota-kota di kawasan Lembah
SungaiIndus.
Sisa-sisa peninggalan sejarah bangsa Dravida
dapat dilacak disebuah situs (lokasi) peninggalan sejarah yang
dinamakanMohenjo-Daro dan Harappa yang terletak di Larkana, Pakistan.Situs
tersebut ditemukan sekitar tahun 1920-an oleh seorangilmuwan Inggris yang
bernama Sir John Marshall. Mohenjo-Daro dan Harappa memiliki luas sekitar 200
hektar.
Mohenjo-Daro dan Harappa diperkirakan
merupakan kota besarpada zaman logam. Pada bagian tengah situs tersebut,
ditemukan pondasi dan reruntuhan beberapa
bangunan yangdiperkirakan merupakan pusat pemerintahan, sekolah,lumbung, dan
pemandian umum.
Di sekitar situs tersebut juga ditemukan
banyak pondasi danreruntuhan bangunan yang lebih kecil, diperkirakanmerupakan
sisa-sisa rumah penduduk. Di antara bangunan-bangunantersebut, ada jalan-jalan
yang lebar dan rata, sertalurus. Kebudayaan bangsa Dravida tersebut dikenal
dengansebutan kebudayaan Mohenjo-Daro dan Harappa.
a.
Perkembangan Kebudayaan dan Agama Hindu di Hindustan
Perkembangan kebudayaan dan agama Hindu
bermula dariterjadinya perpindahan bangsa Arya ke kawasan Hindustanpada abad
ke-15 SM secara bergelombang dalam kelompok-kelompokbesar melalui Celah
Kaiber.Karena perpindahan bangsa Arya tersebut, terjadilahpercampuran kebudayaan
antara bangsa Arya denganbangsa Dravida. Kebudayaan yang baru tersebut
kemudiandinamakan kebudayaan Weda.
Sumber ajaran agama Hindu terdapat pada kitab
Weda yangditulis dalam empat bagian (samhitu), yaitu sebagai berikut:
1)
Rigweda, berisi syair pujian kepada dewa.
2)
Samaweda, berisi nyanyian pada waktu
melaksanakanupacara Rigweda.
3)
Yajurweda, berisi doa-doa yang diucapkan pada
waktuupacara dengan diiringi penyajian Rigweda dan nyanyianSamaweda.
4)
Atharwaweda, berisi mantra-mantra yang
digunakanuntuk berbagai keperluan, seperti sihir dan ilmu gaib.
Seiring dengan semakin banyaknya bangsa Arya
yang pindahke Hindustan, maka kebudayaan Weda berkembang pesatdi kawasan Sungai
Indus. Kemudian, karena jumlahpenduduk yang semakin bertambah, sebagian
pendudukmulai berpindah ke kawasan timur di sekitar Sungai Ganggadan Yamuna.
Bangsa Arya yang menguasai kawasan tersebut
berusahakeras menjaga kekuasaannya agar posisinya tetap berada diatas bangsa
Dravida. Untuk kepentingan tersebut, merekakemudian membagi masyarakat dalam
kelas-kelas yangdisebut kasta. Sistem kasta membagi masyarakat menjadibeberapa
kelas berdasarkan pekerjaan dan kekayaan. Kasta
seseorang menentukan hak dan kewajiban mereka
dalamkehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu, dapat dipastikan bangsa Arya
akanmenempatkan diri pada kasta-kasta yang tinggi, sedangkanbangsa Dravida
ditempatkan pada kasta-kasta yang rendah.Semula, ada empat kasta dalam
kehidupan masyarakat, yakni sebagai berikut:
1) Kasta brahmana, terdiri atas para pendeta
dan orang-orangpintar.
2) Kasta ksatria, terdiri atas orang-orang
yang duduk dipemerintahan, tentara, raja, dan keluarga raja.
3) Kasta waisya, terdiri atas para petani dan
pedagang.
4) Kasta sudra, terdiri atas para buruh,
tukang, dan pelayan.
Dalam perkembangannya, orang-orang bangsa
Dravidaternyata masih dapat berpindah kasta ke tingkat yang lebihtinggi. Untuk
itu guna lebih memperkuat posisinya dalammasyarakat, bangsa Arya memunculkan
kasta kelima untukbangsa Dravida, yakni kasta paria (artinya kaum
buangan).Orang-orang yang ada dalam kasta paria tidak diberi hakapa pun dalam
masyarakat dan mereka dipisahkan darikehidupan masyarakat.
Adanya sistem kasta dalam masyarakat menandai
lahirnyakebudayaan baru yang dinamakan kebudayaan Hindu.Pemberlakuan sistem
kasta ini kemudian diikuti olehberkembangnya kepercayaan yang menyembah
banyakdewa dan dewi (politeisme). Beberapa dewa sesembahanmereka di antaranya
adalah Dewa Agni (dewa api), DewaSurya (dewa matahari), Dewa Bayu (dewa angin),
Dewa Indra(dewa perang), Dewi Laksmi (dewi keberuntungan), DewiSaraswati (dewi
kesenian), dan Dewa Ganesha (dewapengetahuan).
Selain dewa dan dewi di atas, masih banyak
dewa-dewilainnya. Namun, pada sekitar abad ke-7 SM, kebudayaanHindu menempatkan
tiga dewa yang dianggap menempatiposisi paling tinggi, yakni Dewa Brahma
sebagai penciptaalam semesta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam, danDewa Syiwa
sebagai perusak alam. Ketiga dewa itu disebutTrimurti.
Kepercayaan Hindu diajarkan secara
turun-temurun melaluisyair atau nyanyian yang berisi pemujaan pada dewa
danberbagai petunjuk kehidupan. Setelah berabad-abad,berbagai ajaran tersebut
dihimpun menjadi sebuah bukuyang dinamakan Weda yang artinya pengetahuan.
KitabWeda ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan huruf Pallawa.Bahasa Sanskerta
dan huruf Pallawa hanya dapat diucapkandan dibaca oleh para brahmana. Karena
itu, hanya brahmanayang berhak untuk membaca Weda.
Masyarakat Hindu melaksanakan ajaran agamanya
denganberbagai macam bentuk peribadatan. Ibadah yang palingutama adalah
menyembah dewa di kuil-kuil dan perayaanhari-hari besar. Hari besar masyarakat
Hindu antara lainRakhsa-Bandhan dan Navaratri.Seiring dengan perkembangan
masyarakat Hindu yangpesat, kemudian terciptalah corak pemerintahan
berbentukkerajaan. Munculnya kerajaan-kerajaan Hindu di kawasanHindustan sangat
memengaruhi pola interaksi masyarakatHindu.
Karena negara berkewajiban
menyejahterakanrakyatnya, maka kerajaan-kerajaan tersebut mendorongpeningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan menggalakkanpertanian, peternakan, dan pembuatan
barang-barang untukpemenuhan kebutuhan masyarakat. Pada akhirnya,
hasilpertanian dan pembuatan barang, serta peternakanmengalami kelebihan
(surplus). Surplus ini mendorongdilakukannya perdagangan dengan
kerajaan-kerajaan lain,termasuk dengan kawasan di luar Hindustan.
Diperkirakandari perdagangan inilah awal tersebarnya kebudayaan danagama Hindu
ke kawasan lain, termasuk Indonesia.
b.
Perkembangan Agama Buddha di Hindustan
Pada abad ke-6 SM, di kawasan Lumbini, kaki
PegununganHimalaya (sekarang bagian dari wilayah negara Nepal), adasebuah
kerajaan yang bernama Kapilawastu. Pada sekitartahun 563 SM, kerajaan tersebut
dipimpin oleh seorang rajayang bernama Suddodhana. Pada tahun tersebut
lahirseorang putra Raja Suddodhana yang bernama PangeranSidharta.
Sejak lahir, banyak cenayang dan pendeta yang
meramalkanbahwa Pangeran Sidharta akan menjadi seorang tokoh besar,namun
sebelumnya dia akan menerima berbagai kesusahandan penderitaan.Untuk mencegah
agar ramalan tersebut tidak menjadikenyataan, maka Pangeran Sidharta dikurung
dalam istanadan sama sekali tidak boleh keluar agar tidak menyaksikanberbagai
macam penderitaan dan kesusahan yang dialamimanusia.
Namun suatu hari di tahun 533 SM saat
Pangeran Sidhartaberusia 29 tahun, ia berkesempatan untuk keluar istana dan
berjalan-jalan ke beberapa desa di sekitar
istananya. Dalamperjalanan itu, Pangeran Sidharta menyaksikan berbagaimacam hal
yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Adajenazah manusia, orang tua yang
sakit-sakitan, danorang-orang yang berpenyakit kulit. Oleh karenaterdorong oleh
keingintahuannya, Pangeran Sidhartamemutuskan untuk meninggalkan istana dan
segalakemewahan yang dirasakannya sejak kecil. Ia kemudianmengembara untuk
mencari hakikat kehidupan yangsesungguhnya.
Pada suatu hari di tahun 528 SM, Pangeran
Sidharta tibadi sebuah desa bernama Ghaya yang terletak di tepiSungai Gangga.
Di bawah sebatang pohon kalpataru yangrindang, ia bertapa. Pada suatu malam, ia
merasamendapat pencerahan dan memahami hakikatkehidupan yang sesungguhnya.
Sejak itu ia menjadiBuddha (artinya yang mendapat pencerahan).
Sementaratempatnya bertapa dinamakan Bodhi Ghaya dan pohonyang menaunginya saat
mendapat pencerahandinamakan pohon bodhi.
Setelah mendapat pencerahan, Sidharta
melanjutkanpengembaraannya. Sidharta tiba di Taman Rusa yang terletakdi Desa
Sarnath, Benares.Di tempat itu, untuk pertama kalinya Sidharta berceramahpada
orang-orang dan mengajarkan hakikat kehidupan.Inti ajaran Buddha berupa Catur
Aryasatyani, maksudnyaempat kebenaran mulia. Adapun empat kebenaran mulia
tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Dalam kehidupan manusia, penderitaan lebih
hebatdaripada kebahagiaan.
2)
Penderitaan manusia timbul karena adanya
hasrat untukhidup.
3)
Hanya dengan usaha, maka penderitaan itu
dapatterhapus.
4)
Cara mencapainya dapat dilakukan dengan
menjalankandelapan jalan utama (astavida).
Ajaran Buddha tidak mengenal sistem kasta.
Semua pengikutBuddha adalah sama kedudukannya dan semua wajibmengamalkan
ajaran-ajaran sang Buddha yang disebutDharma.Sepeninggal sang Buddha, agama
Buddha terpecah menjadidua aliran, yaitu Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana.
Buddha Hinayana berarti kendaraan kecil,
sedangkanBuddha Mahayana berarti kendaraan besar.Perbedaan pandangan antara
aliran Hinayana denganMahayana dalam hal keanggotaan sangha, cita-cita dan
tujuanakhir kehidupan manusia, serta perbedaan keyakinantentang masyarakat
dewa.
c.
Perkembangan Pemerintahan Masa Hindu-Buddha diHindustan
Seperti telah kamu pelajari sebelumnya,
perkembangankebudayaan dan agama Hindu–Buddha berkembang denganpesat. Sedangkan
masyarakat yang semakin beragam perludiatur dengan sistem pemerintahan yang
dapat menyejahterakanseluruh masyarakatnya. Maka, masyarakat Hindu–Buddhapun
mengenal sistem negara dalam bentuk kerajaan.
Kerajaan-kerajaan di kawasan Hindustan muncul
di pusat-pusatperadaban dan kebudayaan. Pada awalnya, kerajaan-kerajaantersebut
saling memengaruhi satu sama lain.Kemudian, antarkerajaan di kawasan tersebut
mulai salingmenjatuhkan karena didorong oleh beberapa sebab, antaralain
keinginan untuk memperluas wilayah dan memakmurkanmasyarakatnya.
Dalam situasi seperti itu, ada sebuah
kerajaan yang tampilsebagai kerajaan yang paling berpengaruh dan
memilikiwilayah yang luas. Kerajaan tersebut adalah KerajaanMagadha yang
terletak di Lembah Sungai Gangga, yakni diBihar, bagian selatan Hindustan.
Kerajaan Magadha didirikanoleh Mahapadma Nanda pada tahun 360 SM. Anak
cucuMahapadma yang memimpin kerajaan tersebut kemudiandisebut Dinasti
(keluarga) Nanda.
Pada tahun 326 SM, kawasan Hindustan berhasil
dimasukioleh tentara dari Kerajaan Macedonia yang dipimpinlangsung oleh Raja
Iskandar Agung (Alexander the Great).Sejak itu, banyak kerajaan yang jatuh ke
tangan pasukanMacedonia, kecuali Magadha.
Dalam suasana kalut seperti itu, pada tahun
322 SM seorangpanglima yang bernama Chandragupta Maurya melakukanpemberontakan.
Chandragupta Maurya berhasil merebuttahta dan mengakhiri kepemimpinan Dinasti
Nanda. Sejakitu, Magadha pun mulai dipimpin oleh Dinasti Maurya.
Kitab suci agama Buddha disebutTripitaka
Kitab Tripitaka. terdiriatas:
– Winayapittaka (peraturan danhukum yang
menentukan carahidup para pemeluknya).
– Sutrantapittaka (wejanganwejangansang
Buddha).
– Abhidharmapittaka (penjelasandan kupasan
mengenaimasalah keagamaan).
Pada masa pemerintahannya, Chandragupta Mauryamenetapkan
Hindu sebagai agama resmi negara dan sangatmenekankan pembangunan sehingga
kebudayaan danagama Hindu pun meningkat dengan pesat.Chandragupta Maurya banyak
membangun sarana umumdan jalan-jalan yang menghubungkan berbagai tempat
diwilayah kekuasaannya.
Chandragupta Maurya kemudian menyerahkan
tahtakepada putranya yang bernama Bindusara pada tahun 298SM. Pada masa
pemerintahan Bindusara, wilayah kerajaanbertambah luas lagi. Seperti ayahnya,
Bindusara giatmelakukan penaklukan-penaklukan terhadap kerajaan lain.
Pada akhir pemerintahannya tahun 273 SM,
seluruhkawasan Hindustan Selatan telah menjadi bagian dariwilayah Kerajaan
Magadha.Bindusara kemudian digantikan oleh putranya yang bernamaAshoka. Ashoka
melanjutkan kebijakan ayah dan kakeknyauntuk memperluas Kerajaan Magadha. Pada
masapemerintahannya, dia berhasil memperluas wilayah kerajaanhingga ke
Afghanistan dan Nepal.
Pada tahun 261 SM, dalam sebuah penyerangan
ke KerajaanKalinga, Ashoka sadar bahwa kekerasan dan peperanganhanya akan
menghasilkan penderitaan bagi rakyat. Sejak itu,Ashoka lebih memerhatikan
rakyatnya. Dia kemudianmemeluk agama Buddha. Pada masa pemerintahannya,agama
Buddha mengalami masa keemasan di Hindustan.
Masa pemerintahan Ashoka kemudian banyak
diisi denganpenyebaran agama Buddha. Ashoka meningkatkankesejahteraan rakyat,
persamaan hak, dan mengajarkanrakyatnya untuk tidak melakukan kekerasan.Setelah
wafatnya Ashoka pada tahun 232 SM, kejayaanDinasti Maurya mulai memudar. Para
penerusnya lebihsering saling berebut kekuasaan daripada mengurusi rakyat.
Akibatnya, satu per satu wilayah kekuasaan
Dinasti Mauryamelepaskan diri dan membentuk kerajaan baru. Raja terakhirDinasti
Maurya yang bernama Brhadratha meninggal dalamsebuah pemberontakan pada tahun
185 SM.Setelah menghilangnya Dinasti Maurya, selama 500 tahunkawasan Hindustan
diduduki secara bergantian oleh bangsa
Macedonia, Kushan, dan Shaka.
Namun pada abad ke-4 M,muncul Dinasti Gupta
yang didirikan oleh Ghatotkhaca.Ghatotkhaca lebih dikenal dengan nama Chandra
Gupta I.Dinasti Gupta menetapkan Hindu sebagai agama negara.Oleh karena itu,
agama Hindu yang sempat memudar padamasa Dinasti Maurya kembali mengalami
kemajuan. Dinastiini berhasil memerintah India hingga sekitar dua abad.
Chandra Gupta I memerintah dari tahun 320–353
M.Kemudian digantikan oleh putranya yang bernamaSamudera Gupta. Samudera Gupta
wafat pada tahun 376dan digantikan putranya, Chandra Gupta II. Pada
masapemerintahan Chandra Gupta II, agama Hindu mengalamimasa keemasan di
Hindustan. Hal ini tidak terlepas dariterjadinya peningkatan perdagangan antara
bangsaHindustan dengan Cina yang saat itu diperintah DinastiKhan, dan
hubungannya dengan Romawi.
Perkembangan agama Hindu pada masa
pemerintahanChandra Gupta II ditandai dengan kemajuan pesat dalambidang astronomi,
matematika, dan sastra. Sebaliknya,agama Buddha tidak pernah berkembang lagi di
Hindustandan lebih banyak berkembang di luar kawasan tersebut.
2.
Perkembangan Agama Buddha di Asia Timur
Pengaruh Buddha menyebar luas di kawasan Asia
Timur, tetapitidak demikian untuk pengaruh Hindu. Buddha dikenal di Cinamulai
abad ke-1 M, sehingga pada akhirnya tersebar luas diseluruh wilayah Cina.
Selanjutnya, ajaran Buddha mulai dikenaldi Korea dan Jepang sehingga
menjadikannya agama besar dikedua wilayah tersebut.
a.
Persebaran Agama Buddha di Cina
Agama Buddha mulai dikenal di Cina pada
masapemerintahan Dinasti Han. Masuknya agama Buddha keCina tidak terlepas dari
hubungan perdagangan antaraHindustan dengan Cina yang berjalan lancar dan
pesat.Sebelum masuk agama Buddha, bangsa Cina menganutkepercayaan Konfusianisme
dan Taoisme yang diajarkan olehKong Fu Tze dan Lao Tze. Karena itu, pada awal
masuknyaagama Buddha ke Cina, tidak banyak orang Cina yangmenjadi pengikut
Buddha.
Agama Buddha mencapai masa keemasan di Cina
saatpemerintahan Dinasti Tang pada abad ke-7 hingga abad ke-10.
Dinasti Tang menetapkan Buddha sebagai agama
negara.Pada masa kekuasaan Dinasti Tang ini, kaisar-kaisar Dinasti
Tang sering mengirimkan para pelajar untuk
belajar agamaBuddha ke Hindustan. Karenanya, jalur perdagangan yangsemula telah
ramai semakin bertambah ramai. Masakeemasan Buddha di Cina ini ditandai
munculnya banyaksangha.
b.
Persebaran Agama Buddha di Jepang
Sebelum mengenal agama Buddha, bangsa Jepang
telahmemiliki kepercayaan sendiri yang disebut Shinto. Shintoadalah agama yang
mengajarkan penyembahan pada DewaMatahari yang mereka namakan Amaterasu
Omikami.Sejarah penyebaran Buddha di Jepang dimulai pada tahun592 M, yaitu pada
masa pemerintahan kaisar Suiko. KaisarSuiko mengangkat Pangeran Shotoku sebagai
perdanamenteri yang berkuasa penuh untuk mengatur Jepang.Pangeran Shotoku
sebagai pelaksana pemerintahan berusahameningkatkan hubungan perdagangan dengan
Cina.
Kemudian, pada tahun 594 M dia mengirim
delegasi ke Cina.Ternyata pada saat pulang ke Jepang, delegasi tersebut
jugamembawa beberapa orang rahib Buddha dari Cina. PangeranShotoku sendiri
kemudian memeluk agama Buddha. Sejakitu, agama Buddha mulai berkembang di
Jepang danmencapai puncaknya pada zaman Dinasti Nara yangmenetapkan Buddha
sebagai agama resmi negara.
3.
Perkembangan Kebudayaan, Agama, dan PemerintahanMasa Hindu–Buddha di Asia
Tenggara
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidak
luput juga daripengaruh Hindu–Buddha yang dibawa oleh para pedagang dariIndia.
a.
Persebaran Kebudayaan dan Agama Hindu–Buddha di AsiaTenggara
Seperti halnya penyebaran agama Buddha ke
Cina,persebaran agama dan kebudayaan Hindu–Buddha ke AsiaTenggara juga diawali
oleh perdagangan. Perdagangan antarakawasan Asia Tenggara telah berlangsung
sejak zamanlogam. Ini terbukti melalui penemuan sejumlah barang-barangbercorak
Buddha yang ditemukan di Ban Don TaPhet, Thailand. Barang-barang perunggu yang
ditemukantersebut bercorak Buddha India dan diperkirakan berasaldari sekitar
abad ke-4 SM.
Hubungan dagang antara Asia Tenggara dengan
India marakdilakukan karena adanya perbedaan komoditas (barangdagangan) antara
India dengan Asia Tenggara. Sejumlahsumber menyebutkan bahwa para pedagang
India terbiasaberlayar ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah danmenukarnya
dengan kain yang mereka bawa dariHindustan.
Kata Shinto berarti jalan paradewa, pemujaan
para dewa,pengajaran para dewa, atauagama para dewa. Dalam agamaShinto dikenal
istilah tennoisme,yaitu keyakinan bahwa kaisarJepang (tenno) merupakan
keturunanDewi Matahari, AmaterasuOmikami.Mereka menggunakan jalur pantai timur
Sumatra danberlabuh di pelabuhan-pelabuhan yang ada di sepanjangpantai timur
Sumatra tersebut. Setelah itu, mereka biasanyamelanjutkan perjalanan ke Cina
dan kembali ke Indiamelalui rute yang sama.
Hubungan perdagangan tersebut lambat laun
mulaiberimbas pada kebudayaan. Para pedagang Asia Tenggaramelihat bahwa India
memiliki kebudayaan yang telah majuapabila dibandingkan dengan kebudayaan
mereka.Karena terdorong untuk maju seperti halnya India, makapara pedagang
tersebut mempelajari kebudayaan India danmengajarkannya di tanah asalnya. Salah
satu aspek yangmereka pelajari adalah agama Hindu dan Buddha.
Sejak saat itu, mulailah agama Hindu dan
Buddha dikenaldi kawasan Asia Tenggara. Masuknya pengaruh agama Hindudan Buddha
akhirnya menyebabkan perubahan kebudayaandi Asia Tenggara. Kebudayaan
masyarakat di Asia Tenggaramulai dimasuki unsur Hindu dan Buddha.
Kebudayaanbercorak Hindu dan Buddha tersebut akhirnya memengaruhikehidupan
masyarakat Asia Tenggara, terutama di bidangpolitik, ekonomi, dan sosial.
b.
Perkembangan Pemerintahan Masa Hindu–Buddha di AsiaTenggara
Perubahan politik dapat dilihat dari
bermunculannyakerajaan-kerajaan Hindu–Buddha di kawasan Asia Tenggara.Perlu diketahui,
sebelum adanya pengaruh agama dankebudayaan Hindu dan Buddha, masyarakat di
AsiaTenggara tidak mengenal sistem pemerintahan yangberbentuk kerajaan.Pada
masa sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Buddha,masyarakat di Asia Tenggara
hidup di desa-desa denganjumlah penduduk terbatas.
Pola kepemimpinan yang dikenalmasyarakat
ketika itu adalah kepemimpinan yang diberikanoleh seseorang yang dianggap
penting di antara mereka, yaitusemacam kepala suku. Para kepala suku tersebut
tidakdijabat secara turun temurun, namun dipilih secaramusyawarah.
Dalam agama Hindu dan Buddha, peran seorang
raja sangatkuat dan dominan. Posisi raja sangat dikeramatkan, bahkanterkadang
seorang raja dianggap sebagai keturunan dewaatau titisan dewa. Diperkirakan
posisi raja sangat dibutuhkanoleh para kepala suku untuk lebih memperkuat
posisinyadi tengah masyarakat.
Upaya kepala suku dengan mengundang para
brahmanaHindu agar datang dan mengajarkan agama Hindu kepadapenduduknya
merupakan salah satu cara agar penduduknyamasuk agama Hindu dan posisinya
sebagai pemimpinberubah menjadi raja.