Modernisasi dalam Bidang Agama di Indonesia

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius. Religiusitas bangsa Indonesia tersebut telah tampak sejak kehidupan zaman pra sejarah, yakni ditunjukkan dengan berkembangnya paham animisme, dinamisme, totemisme, dan lain sebagainya.

Sistem kepercayaan setidaknya merupakan dasar kepribadian bangsa Indonesia yang memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa ada kekuasaan tertinggi yang mengatur segala peri kehidupan manusia. Itulah sebabnya ketika datang beberapa ajaran agama, bangsa Indonesia mudah dapat menerima dan memeluknya sebagai suatu pandangan hidup dan sekaligus sebagai pedoman dalam berperilaku.

Sebagaimana yang diketahui bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia banyak sekali terdapat agama dan sistem kepercayaan. Beberapa agama yang diakui keberadaannya di Indonesia adalah Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha. Disamping beberapa agama tersebut, sebagian kecil masyarakat Indonesia juga menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seperti Kong Hu Chu, Pangestu, Sumarah, Sapta Dharma, dan lain sebagainya. keberadaan beberapa agama dan aliran kepercayaan tersebut telah menambah kemajemukan masyarakat Indonesia.

Uraian di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, modernisasi dalam bidang agama harus diarahkan pada hal, yakni:

(1)  pembinaan yang bersifat intern, seperti pendalaman dan pengamalan ajaran agama, pembinaan hubungan antarumat di lingkungan agama, dan sejenisnya,

(2)  pembinaan yang bersifat ekstern, yakni yang menyangkut hubungan antara umat beragama yang satu dengan umat beragama yang lain dan sekaligus pembinaan hubungan antara masing-masing umat beragama dengan pemerintah.

Dengan demikian, pembinaan agama menyangkut persoalan keimanan, ketakwaan, sikap toleransi, dan sebagainya sehingga akan tercipta suatu masyarakat Indonesia yang serasi, selaras, dan seimbang antara bidang-bidang keduniaan dengan bidang-bidang keakhiratan.

Belakangan ini pengaruh sekularisasi semakin meraja lela pada setiap sisi kehidupan bangsa Indonesia. Kata sekularisasi diambil dari bahasa Latin sacculum yang berarti serba duniawi. Dari kata sacculum tersebut berkembang kata sekularisme (secularism) yang berarti paham yang tidak mengikutsertakan nilai-nilai keagamaan dan Tuhan dalam kehidupan. Misi sekulerisasi memang untuk memisahkan antara bidang agama dengan dengan bidang keduniaan.

Memperhatikan bahaya sekularisasi seperti dalam uraian di atas, maka modernisasi yang telah dilakukan dalam bidang agama diharapkan dapat menangkal pengaruh-pegaruh negatif yang datang dari dunia luar, terutama dunia barat yang lebih berorientasi pada hal-hal yang bersifat keduniaan semata. Kalau tidak diantisipasi dengan baik, sekularisasi akan
berarti paham yang tidak mengikutsertakan nilai-nilai keagamaan dan Tuhan dalam kehidupan. Misi sekulerisasi memang untuk memisahkan antara bidang agama dengan dengan bidang keduniaan.

Memperhatikan bahaya sekularisasi seperti dalam uraian di atas, maka modernisasi yang telah dilakukan dalam bidang agama diharapkan dapat menangkal pengaruh-pegaruh negatif yang datang dari dunia luar, terutama dunia barat yang lebih berorientasi pada hal-hal yang bersifat keduniaan semata. Kalau tidak diantisipasi dengan baik, sekularisasi akan semakin memisahkan kehidupan manusia dari nilai-nilai agama.

Pemisahan nilai-nilai agama dari kehidupan manusia tersebut lambat laun akan menyebabkan manusia tidak percaya lagi terhadap agama, sehingga manusia akan tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Fenomena tersebut membahayakan kehidupan umat manusia karena tidak ada lagi standar nilai yang fundamental yang menjadi pandangan hidup manusia.