Kehidupan manusia
di dunia sangat beragam, namun diantara mereka saling tergantung dan
membutuhkan dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Ragamnya kehidupan
manusia ini dapat dilihat dari apa yang ada di lingkungan sekitar kita, baik
dalam area kecil maupun yang lebih besar, negara misalnya. Kemakmuran dan
kemiskinan berada dalam lingkup yang tiada batas (no limitation), saling
membutuhkan dan saling tergantung antara satu dengan yang lain.
Bagaimana mungkin
hal ini bisa terjadi?
mengapa orang-orang
tertentu mendapatkan lebih sementara yang lainnya kurang?
lewat proses yang
bagaimana dan dalam kondisi apa keluarga-keluarga subsisten dapat meningkatkan
pendapatannya sehingga mampu
membeli barang produksi dari luar negeri? dan banyak lagi pertanyaan.
Berbagai perbedaan
potensi tingkat kehidupan manusia dalam bidang kesehatan, kondisi pangan, gizi,
fasilitas pendidikan, kesempatan kerja, pertambahan penduduk dan harapan hidup
(life expectancies) dan sebagainya inilah yang menjadi kajian dalam
tulisan ini, khususnya yang terjadi di negara sedang berkembang. Berbicara
masalah ekonomi mau tidak mau kita berbicara tentang pilihan, karena ekonomi
merupakan studi dan latihan memilih (the study and exercise of choice).
Ekonomi menyangkut
perilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya yang
diwujudkan dalam bentuk benda materi dan jasa yang jumlah relatif terbatas
(seperti beras, jagung, TV, sepeda motor, pakaian, rumah, mobil, pendidikan,
kesehatan, keamanan, musik, rekreasi dan sebagainya) berdasarkan pertimbangan
rasional dan yuridis dari sumber daya produksi (seperti tanah, barang-barang,
modal, buruh, pengetahuan manajerial, teknis dan administratif).
Manusia mempunyai
berbagai macam kebutuhan dasar dan berusaha untuk memenuhinya seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Masyarakat tradisional dalam upaya
memenuhi kebutuhan ini didasari pada pengalaman hidup yang telah diperoleh
secara turun-temurun, apakah itu sebagai produsen maupun konsumen, dan biasanya
sangat tergantung pada tenaga manusia sebagai sumber daya utama. Dengan
demikian kekuatan ekonomi terletak pada kerja.
Langka dan mahalnya
sumber daya menyebabkan mereka melakukan pilihan, apakah dalam produksi dan
konsumsi, misalnya barang apa yang harus mereka buat, berapa banyak, bagaimana
dan untuk siapa, barang apa yang mampu dikonsumsi? dan sebagainya. Hal inilah
yang selalu menjadi masalah dalam perekonomian di dunia dalam skala apapaun,
termasuk diantaranya pendistribusian barang-barang ekonomi langka dan sumber
daya produktif langka.
Setiap keputusan
ekonomi selalu melibatkan berragam ramuan alternatif pilihan penting,
diantaranya: pilihan mengenai bagaimana memanfaatkan sumber daya langka
(seperti uang dan tanah) menurut kombinasi yang paling memungkinkan dalam
rangka mendapatkan output yang paling tinggi serta tercapai kepuasan. Biasanya
untuk mengatasi hal tersebut dilakukan secara dagang (trade off), yaitu
menyerahkan sesuatu (biasanya uang) untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Misalnya saja,
seorang petani, dengan sumber daya yang dimilikinya (tanah dan uang) apakah
yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksinya, membeli traktor ataukah
memperbaiki irigasi?, tidak sekedar begitu saja tetapi juga diperhatikan
prospek ke depannya dan sebagainya. Ilustrasi di atas merupakan implementasi
salah satu prinsip ekonomi yang menyebutkan bahwa jika melakukan pilihan
diantara sejumlah kemungkinan alternatif maka kita harus bertindak rasional,
yaitu dengan memilih alternatif yang biayanya minimal tetapi mendapatkan
keuntungan yang kita kehendaki atau memperoleh hasil atau kepuasan maksimal
atas biaya tersebut.
Pengambilan
keputusan dalam proses memilih harus berusaha menyeimbangkan keuntungan
potensial dan biaya yang akan dikeluarkan, sehingga dalam membuat keputusan
dapat membuahkan keuntungan (sosial) yang paling tinggi. Untuk bisa membuat
keputusan yang rasional, individu (masyarakat) memerlukan adanya preferensi
dalam bentuk informasi yang jelas tentang apa yang diinginkan, kebebasan dari
kekuatan/kekuasaan yang ada di sekitarnya, serta kepentingan pihak lain.
Tragisnya keputusan
ekonomi tidak bisa dilepaskan dari konteks politik, sosial, institusi dan
budaya. Bahkan dapat dikatakan lajunya perekonomian suatu masyarakat selalu
dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut, walaupun keberadaan mereka relatif
kecil, tetapi memiliki akses ekonomi yang dominan, seperti tuan tanah,
konglomerat, penguasa dan sebagainya).
Konsep ekonomi
dunia ketiga, atau sering disebut dengan istilah ekonomi pembangunan berkait
dengan ekonomi tradisional dan ekonomi politik (proses institusi dan sosial
yang dengan mana kelompok-kelompok elite ekonomi dan politik tertentu memilih
alokasi sumber daya produksi langka, baik yang ada sekarang maupun di masa
datang, demi kepentingannya atau sekiranya kelebihan dengan sendirinya akan
menambah manfaat bagi penduduk) serta berkepentingan dengan alokasi sumber daya
secara efisien dan peningkatan pertumbuhan output.
Pertumbuhan disini
menyangkut mekanisme institusional, sosial dan ekonomi, baik pemerintah maupun
swasta, terutama untuk memperoleh secara cepat (paling tidak berdasarkan
perhitungan historis) dan memperbaiki secara meluas tingkat hidup penduduk
miskin, kurang makan dan buta huruf. Jadi ekonomi pembangunan menyangkut
proses-proses ekonomi dan politik untuk mendorong transformasi struktural dan
institusional lebih cepat bagi masyarakat seluruhnya menurut suatu cara yang
paling efisien dalam mencapai kemajuan ekonomi masyarakat pada berbagai segi yang
sangat luas.
Ekonomi sebagai
ilmu sosial yang berkepentingan dengan manusia dan bagaimana cara yang paling
baik memberi penduduk sarana materi guna membantu merealisasikan potensi
manusiawinya tidak bernilai, bahkan nilai atau normatif merupakan pusat
disiplin ekonomi dan khususnya pembangunan ekonomi.
Konsep-konsep
keadilan sosial dan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, peningkatan
taraf hidup, kebebasan nasional, modernisasi lembaga-lembaga, peran serta
ekonomi dan politik, demokrasi, ekonomi yang berpijak pada kekuatan sendiri dan
pemenuhan kebutuhan manusiawi dan sebagainya merupakan indikator yang menjadi
pedoman dalam pengambilan keputusan, tujuan, dan implementasi pembangunan.
Namun disadari bahwa nilai ini dalam implementasi ekonomi pembangunan harus
konsekuen dari semua pihak yang terlibat, bila tidak menginginkan adanya
kegagalan dalam pembangunan ekonomi khususnya.