Dalam
sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa menggunakan kabel
ditetapkan dengan nama “Antena”. Antena berasal dari bahasa latin ”Antena” yang
berarti tiang kapal layar”.
Dalam
pengertian sederhana kata latin ini berarti juga ”penyentuh atau peraba”
sehingga kalau dihubungkan dengan teknik komunikasi berarti bahwa antena
mempunyai tugas menyelusuri jejak gelombang elektromagnetik, hal ini jika
antena berfungsi sebagai penerima. Sedangkan jika sebagai pemancar maka tugas
antena tersebut adalah menghasilkan sinyal gelombang elektromagnetik.
Antena
dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok konduktor yang
digunakan untuk memancarkan atau meneruskan gelombang elektromagnetik menuju
ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang bebas. Energi
listrik dari pemancar dikonversi menjadi gelombang elektromagnetik dan oleh
sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut dipancarkan menuju udara bebas.
Pada penerima akhir gelombang elektromagnetik dikonversi menjadi energi listrik
dengan menggunakan antena.
Sinyal
gelombang radiasi elektromagnetik yang berasal dari antena terdiri dari dua
komponen yaitu medan listrik dan medan magnetik. Energi total tersebut
dipancarkan dalam bentuk gelombang yang hampir konstan ke udara bebas dan ada
beberapa yang terserap oleh tanah. Namun demikian gelombang tersebut
dipancarkan ke segala arah, hal ini disebabkan oleh jumlah energi yang
dipancarkan berkurang kekuatannya sebagai akibat dari jarak yang semakin jauh
dari sumbernya.
Rancangan
sebuah antena sangat penting dalam sebuah stasiun pemancar. Hal ini dikarenakan
antena harus melakukan kerja memancarkan gelombang secara efisien sehingga catu
daya sebagai sumber tenaga pemancar tidak menjadi sampah tetapi benar-benar
menjadi energi gelombang radio. Pemancar yang efisien harus menggunakan antena
yang mempunyai ukuran pasti yang ditentukan oleh besar frekuensi pancarnya.
Secara
phisik ukuran sebuah antena harus proporsional dengan panjang gelombang.
Semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka akan semakin kecil ukuran antena
yang digunakan. Hal yang penting dalam antena adalah bahwa antena pemancar
dibagi menjadi dua klasifikasi dasar yaitu: Antena Hertz (half-wave) dan Antena
Marconi (quarter-wave). Antena hertz biasanya dipasang sepanjang dengan ground
dan diposisikan untuk memancarkan gelombang vertikal ataupun horisontal.
Antena
marconi (quarterwave) dioperasikan dengan sebuah akhir yang ditanahkan dan
disambung secara tegak lurus menuju tanah atau permukaan yang berfungsi sebagai
ground. Antena hertz biasanya digunakan untuk operasi frekuensi sebesar 2MHz
atau diatasnya, sedangkan antena marconi digunakan untuk operasi frekuensi di
bawah 2 MHz. Antena yang digunakan dalam berkomunikasi harus memiliki
sifat-sifat antena yang ideal supaya mendapatkan hasil komunikasi yang baik,
walaupun hal ini tidak pernah terjadi. Sifat-sifat
antena yang ideal antara lain:
1.
Menerima
secara efisien sinyal-sinyal yang diinginkan tanpa memindah band.
2.
Secara
normal mempunyai sifat omnidirectional, baik untuk gelombang panjang maupun
pendek. Antena directional dibutuhkan untuk gelombang VHF/UHF maupun gelombang
mikro.
3.
Mempunyai
perubahan resistensi dan reaktansi yang kecil terhadap perubahan frekuensi
sinyal.
4.
Efek
pemudaran (fading) seminimal mungkin, baik untuk gelombang panjang, medium
maupun gelombang pendek.
5.
Efek
interferensi dari instalasi listrik dalam rumah sekecil mungkin.
6.
Harus
tahan karat atau kerusakan terhadap cuaca dan juga mudah pemasangannya
7.
Antena
harus murah dan baik dipandang.
Antena,
baik antena penerima maupun pemancar mempunyai simbol seperti di gambar 6.2.
Berdasarkan
fungsinya antena dibedakan dalam macam yaitu : antena pemancar dan antena
penerima. Sifat antena ada dua yaitu omnidirectional dan directional. Semua
antena secara umum baik bentuk dan ukurannya mempunyai empat karakteristik
dasar yaitu reciprocity, directivity, gain, dan polarization.