Cepat
rambat gelombang sama dengan cahaya ialah 300.000.000 meter/detik, sedangkan
gelombang tersebut bergetar sejumlah f cycle/detik (f = frekuensi). Misalnya
frekuensinya 6 MHz, maka setiap detik ia bergetar 6.000.000 kali. Kita tahu
bahwa satu Lambda (.) adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu
kali getar.
Sehingga
panjang satu Lambda adalah :
Kalau
f dalam MHz dan . dalam meter, maka rumusnya menjadi
Dari
persamaan di atas adalah panjang gelombang di udara. Cepat rambat gelombang
listrik pada logam itu lebih kecil, yaitu 0.95 kali gelombang radio di udara.
Jadi untuk menghitung Lambda antena, rumus tersebut menjadi : dimana .
dinyatakan dalam meter dan f dalam MHz.
Antena
dipole untuk frekuensi 7.050 MHz, dengan rumus di atas akan didapatkan panjang
setiap sayapnya 9.99 meter atau dibulatkan 10 meter, panjang 10 meter ini
dinamakan panjang theoritis. Panjang theoritis tersebut belum dapat langsung
digunakan karena faktor pengaruh lingkungan belum diperhitungkan, kita tahu
bahwa pengaruh lingkungan di setiap lokasi itu berbeda. Perhitungan theoritis
ini mutlak diperlukan agar kita bisa memulai percobaan, tanpa perhitungan
theoritis kita tidak akan bisa mengetahui dari mana kita akan memulai
percobaan.
Selain
itu harus diketahui pula bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap panjang
theoritis, terutama apabila antena itu dipasang rendah. Untuk itu, maka dalam
praktek panjang theoritis tersebut harus diberikan koreksi yang dinamakan
koreksi lingkungan. Penyesuaian dengan lingkungan itu dilakukan dengan metoda
trial and error. Metoda trial and error adalah suatu metoda ilmiah yang
digunakan apabila ada dua variabel yang saling tergantung atau bila ada
beberapa variabel yang tidak dapat diukur besarnya.