Klasifikasi / Pembagian Macam-macam Jenis Irigasi Berdasarkan Proses Penyediaan, Pemberian, Pengelolaan Dan Pengaturan Air

Sejalan dengan perkembangan irigasi di Indonesia dapat dilihat ada beberapa sistem irigasi yang digunakan di Indonesia.

Jika ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan menjadi 4 adalah sebagai berikut :

1) Sistem Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System)

Irigasi permukaan (surface irrigation) merupakan metode pemberian air yang paling awal dikembangkan. Irigasi permukaan merupakan irigasi yang terluas cakupannya di seluruh dunia, terutama di Asia. Pada sistem irigasi permukaan, air irigasi disebarkan ke permukaan tanah dan dibiarkan meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air dibawa dari sumber ke lahan melalui saluran terbuka maupun melalui pipa dengan tekanan rendah. Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan sistem irigasi permukan relatif lebih kecil, bila dibandingkan dengan sistem irigasi curah maupun tetes, kecuali bila diperlukan pembentukan lahan, seperti untuk membuat teras.

Sistem irigasi permukaan, khususnya irigasi alur (furrow irrigation) banyak dipakai untuk tanaman palawija, karena penggunaan air oleh tanaman lebih efektif. Sistem irigasi alur adalah pemberian air di atas lahan melalui alur-alur kecil atau melalui selang atau pipa kecil dan megalirkannya sepanjang alur dalam lahan.

2) Sistem Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface Irrigation System)

Sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation) adalah sistem irigasi yang diaplikasikan dengan cara meresapkan air ke dalam tanah di bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan pipa berlubang. Air tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.

3) Sistem Irigasi Curah (sprinkler irrigation)

Sistem Irigasi curah (sprinkler irrigation) adalah sistem irigasi yang menggunakan tekanan untuk membentuk curahan air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Disamping untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, sistem ini dapat pula digunakan untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi lahan, memberikan pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah, air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang disebut pipa utama (mainline), pipa sub utama (sub-mainline) ke beberapa pipa cabang (lateral) yang masing-masing mempunyai beberapa alat pencurah.

4) Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)

Irigasi tetes (drip irrigation) adalah suatu sistem irigasi dimana pemberian air dilakukan melalui pipa/selang berlubang dengan menggunakan tekanan yang kecil, dan air yang keluar berupa tetesantetesan langsung pada daerah perakaran tanaman. 

Tujuan penggunaan sistem irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga mengurangi kehilangan air akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air lebih efisien, mengurangi limpasan (aliran permukaan), serta menekan atau mengurangi pertumbuhan gulma.

Ciri-ciri irigasi tetes adalah debit air kecil selama periode waktu tertentu, interval (selang) yang sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi, air diberikan pada daerah perakaran tanaman, aliran air bertekanan rendah dan efisiensi serta keseragaman pemberian air lebih baik.