Prinsip-Prinsip Inovasi di Negara-Negara yang Sedang Berkembang

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan supaya inovasi berhasil di negara-negara sedang berkembang, adalah:

1. Terlebih dahulu mendapatkan pengertian yang mendalam tentang sistem kebudayaan di mana perubahan-perubahan akan terjadi dan kemungkinan-kemungkinan atau konsekuensi-konsekuensinya, baik secara fisik maupun sosial dari inovasi yang diharapkan itu. 

    Ini membantu tidak saja dalam memberi saran mengenai penerapan teknik yang baru dengan tepat, tetapi juga merupakan penuntun supaya akibat-akibat yang tidak diharapkan tidak akan terjadi. Sebab bila yang memberi penjelasan itu tahu seluk-beluk dari masyarakat di situ, mereka akan lebihlekas dan mudah percaya akan inovasi tersebut sehingga halangan-halangan akan berkurang. 

  Sebagai contoh, Departemen Pertanian Republik Indonesia PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam penyebaran teknologi baru di lingkungan petani.

2. Perlu bahwa perkenalan inovasi itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bukan kebutuhan orang di luar masyarakat yang bersangkutan.  

3. Teknik yang baru hendaknya cocok dengan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang ada. Misalnya gotong-royong pembangunan masyarakat desa, membangun badan-badan yang telah dikenal oleh penduduk setempat.

4.   Penyesuaian dengan keadaan di situ harus dengan perlahan-lahan atau secara gradual.

5.  Adalah perlu untuk memelihara/melindungi saluran-saluran untuk kemajuan dan kepuasan dalam harapan-harapan. Misalnya di situ ada kepala desa atau pemimpin agama yang berpengaruh, biarkan ia nanti juga membantu dalam meyakinkan penerapan teknik baru, sehingga rakyat akan taat.

Biasanya inovator itu berasal dari orang-orang yang rendah tingkatannya. Di Jepang, orang-orang tidak dapat naik tingkatannya karena adat yang berlaku. 

Sebaliknya orang-orang yang sudah tinggi tingkatannya, biasanya sudah puas dengan apa yang telah mereka peroleh, sehingga dorongan untuk memperbaiki hidupnya tidak ada. Karena Schumpeter mengatakan bahwa sebenarnya “Inovasi selalu bersama-sama dengan timbulnya kehendak untuk naik tingkat dari orang-orang yang baru tersebut.”

Mungkin orang-orang baru itu mempunyai kemampuan dan harapan untuk inovasi tetapi tidak mempunyai kapital, sehingga sumber-sumber kapital yang ada dapat mendorong timbulnya wiraswasta. 

Selain itu tersedianya inovator dapat ditingkatkan melalui bentuk-bentuk organisasi yang dipakai dalam perusahaan-perusahaan di sampig pemerintah membantu menaikkan skill guna diserahi tugas-tugas pimpinan.

Organisasi yang disentralisir di mana putusan-putusan sudah dibuat oleh pimpinan atas, maka akan tidak banyak memberi kesempatan bagi bawahannya untuk mendapatkan pengalaman dalam pengambilan keputusan. 

Di zaman kolonial Belanda, hanya sedikit saja orang-orang Indonesia yang diperbolekan untuk menduduki pangkat yang tinggi, tambahan lagi mereka ini dipimpin dan diperintah saja oleh Belanda.

Pemerintah dapat memegang peranan langsung maupun tidak langsung dalam meajukan wiraswasta. Land reform misalnya, merupakan dorongan bagi petani untuk bekerja lebih efesien, sebab dengan tanah yang kecil yang dimilikinya petani akan menggunakan tanahtersebut sebaik-baiknya. 

Perubahan teknologi dan penggunaan inovasi yang menambah output adalah erat hubungannya dengan kenaikan produktifitas dan proses perkembangan di negara-negara yang sedang berkembang.

Menurut sejarah, inovasi itu segera timbul setelah adanya invensi yang menyebabkan naiknyja tingkat produksi dan tingkat hidup. Bagi negara-negara yang sedang berkembang, kemajuan teknologi ini terhalang oleh karena relatif terbatasnya wiraswasta. 

Sebaliknya, tumbuhnya wiraswasta telah tertunda atau lambat karena halangan-halangan yang berasal dari keadaan-keadaan dengan tiadanya insentif-insentif yang cukup untuk menutup halangan-halangan itu. Dalam hal ini atau dalam banyak hal, peranan pemerintah dalam mendorong inovasi penting, artinya bahwa pemerintah harus memberikan dorongan yang kuat dan secara luas.