Pengertian Proses Disosiatif

Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang sama halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Apakah suatu masyarakat lebih menekankan oposisi, atau lebih menghargai kerja sama? Hal itu tergantung pada unsur-unsur kebudayaan terutama yang menyangkut sistem nilai, struktur masyarakat, dan sistem sosialnya. Faktor yang paling menentukan sebenarnya adalah sistem nilai masyarakat tersebut.

Masyarakat Amerika Serikat, misalnya, bersifat kompetitif; berhasilnya seseorang ditentukan oleh faktor materi dan individualisme sangat dihargai. Sebaliknya masyarakat Indonesia pada umumnya bersifat kooperatif karena sistem nilai dalam masyarakat kita lebih menghargai bentuk kerja sama dibandingkan dengan kompetisi atau bentuk proses sosial yang bersifat disosiatif.

Pada masyarakat tertutup, gerak sosial vertikal hampir tidak ada sebagaimana misalnya pada masyarakat yang mengenal sistem kasta. Persaingan antara kasta tidak begitu banyak terjadi, walau persaingan antar anggota suatu kasta tertentu ada yang disebabkan oleh tingkatan hierarkis kasta-kasta tersebut ditentukan menurut kelahiran warga dan sistem kepercayaan yang telah tertanam dalam masyarakat.

Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Terbatasnya makanan, tempat tinggal, serta faktor-faktor lain telah melahirkan beberapa bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle or existence), yaitu suatu keadaan di mana manusia yang satu tergantung pada kehidupan manusia yang lainnya, yang menimbulkan kerja sama untuk tetap dapat hidup.

Perjuangan ini mengarah pada paling sedikit tiga hal, yaitu perjuangan manusia melawan sesama, perjuangan manusia melawan makhluk-makhluk jenis lain serta perjuangannya melawan alam. Perjuangan manusia melawan sesama dapat dilihat pada usaha manusia untuk melindungi dirinya dari kekuatan-kekuatan dalam masyarakat; sedangkan yang kedua dapat dilihat pada usaha-usaha manusia untuk melindungi dirinya terhadap binatang buas.

Perjuangan menghadapi alam, dapat dilihat dari upaya manusia bekerja keras supaya dapat bertahan karena tidak di semua tempat keadaan alam menguntungkan kehidupan manusia. Proses interaksi sosial yang disosiatif meliputi: persaingan, kontravensi dan pertentangan atau konflik.