Apabila perkembangan ekonomi merupakan hasil
penerapan teknologi, maka haruslah ada seseorang atau segolongan orang yang
berbuat untuk menerapkan kombinasi-kombinasi baru sumber-sumber produksi untuk
kegiatan-kegiatan produktif. Dengan perkataan lain, haruslah ada orang yang
membuat keputusan untuk mengganti cara-cara yang lama dengan yang baru.
Perbuatan ini menunjukkan suatu inovasi yang disebut entrepeneurial function
(sebagai fungsi wiraswasta).
Dalam arti luas fungsi wiraswasta dapat diartikan
dalam keadaan, jadi dapat dalam keadaan masyarakat kapitalis, sosial atau
pembangunan ekonomi pada umumnya. Dalam arti sempit sifat dari fungsi itu
terbatas pada inovasi, misalnya mengkombinasikan faktor-faktor produksi baru.
Apabila teknologi ini buat kepentingan pembangunan ekonomi, sudah tentu
tindakan komplementer lainnya harus diperhatikan, seperti menyediakan kapital
dan koordinasi dari faktor-faktor produksi.
Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan oleh inovator,
tetapi tidak harus. Misalnya dengan diperkenalkannya pedoman teknik assembling
mobil dan sepatu mungkin merupakan hal yang penting bagi industrialisasi di Indonesia.
Inovasi dalam tatalaksana personil juga diperlukan untuk menanggapi penggunaan
teknik teresebut yaitu dengan mengemukakannya perlunya suatu disiplin tertentu.
Juga inovasi dalam perencanaan produksi untuk penggunaan alternatif dari tenaga
kerja dan kapital, seandainya impor barang-barang setengah jadi tersebut
terganggu.
Hasil yang komulatif dalam perekonomian dari inovasi
yang kecil-kecil ini akan menaikkan produktivitas dan bersama-sama dengan
penyebarannya menghadapi masalah ketidaksempurnaan pasar yang mana tidak dapat
dilupakan dalam menilai/ menimbang fungsi wiraswasta tersebut.
Fungsi wiraswasta adalah mengadakan
tindakan-tindakan yang menghasilkan kombinasi-kombinasi baru dari faktor-faktor
produksi dalam proses yang produktif. Sebenarnya ada beberapa macam tipe
wiraswasta berdasarkan atas tindakannya antara lain sebagai berikut:
1. Innovating
entrepeneur. Biasanya orang-orang ini bersifat agresif dalam percobaan-percobaannya
dan ingin atau tertarik pada kemungkinankemungkinan untuk dapat dipraktekkan.
2. Initiative
entrepeneur. Ini adalah orang-orang yang siap untuk menggunakan inovasi-inovasi yang
berhasil yang ditemukan oleh innovating intrepeneur.
3. Fabian entrepeneur. Ini sifatnya penuh
hati-hati dan ragu-ragu yang nantinya akan meniru bila inovasi itu jelas
menunjukkan sesuatu yang menguntungkan.
4. Drone entrepeneur. Ini sifatnya
menolak untuk menggunakan kesempatan dalam mengubah produksi meskipun dengan
biaya-biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan produsen-produsen lainnya.
Ia tidak menjalankan fungsi wiraswasta tetapi bila ia dalam posisi untuk
mengadakan inovasi, ia mengemukakan suatu potensi dan mungkin merubahnya
menjadi salah satu type inovasi yang lain apabila ada dorongan yang efektif
yang dapat diketemukan.