Pada pokoknya adalah berupa dorongan untuk mencari
laba (profit motive). Keadaan sosial dan agama–protestan terutama
golongan Calvinis–berpendapat bahwa bekerja dengan baik untuk kemakmuran adalah
kewajiban agama.
Di samping itu ada semangat berusaha yang didorong oleh
prinsipprinsip ingin mencapai dan empunyai sesuatu dengan melalui persaingan.
Profit motive saja tidaklah cukup untuk inovasi,
tetapi efektif atau tidaknya tergantung pada keadaan masyarakatnya, artinya
menguntungkan masyarakat, yang sudah tentu dirinya sndiri akan termasuk di
dalamnya.
Motif lain untuk melakukan inovasi adalah karena timbulnya perusahaan-perusahaan
yang besar-besar, maka untuk mempertahankan organisasi perlu ada inovasi. Jadi
yang menjadi dorongan adalah mempertahankan organisasi tersebut, di samping
motif untuk dapat hidup berkembang di dalam persaingan.
Akhirnya ialah adanya tekanan dari masyarakat juga mendorong untuk mengadakan inovasi. Misalnya kerapkali terjadi kecelakaan dalam kereta api, maka orang-orang PT KAI akan berusaha untuk menemukan cara bekerja yang lebih baik, sehingga kecelakaan dapat dihindarkan.