Langkah Proses Pembentukan Cermin Diri

Seseorang hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain. Misalkan seorang orang tua dan keluarganya mengatakan bahwa anak gadisnya cantik. Kalau hal ini cukup sering diulang-ulang secara konsisten, oleh orang-orang yang cukup berbeda-beda, akhirnya gadis tersebut akan merasa dan bertindak seperti seorang yang cantik. Orangorang cantik sering tampak lebih tenang dan percaya diri daripada orang bermuka buruk, karena mereka dinilai dan diperlakukan berbeda.

Namun, seorang gadis cantik sekalipun tidak akan pernah benar-benar yakin bahwa ia cantik kalau dari awal hidupnya orang tua bersikap kecewa dan apologetis (rasa menyesal) terhadap gadis itu dan memperlakukannya sebagai anak yang tidak menarik. "Diri" yang ditemukan melalui tanggapan orang lain dinamakan "diri cerminan orang lain" (cermin diri) oleh Cooley (1902, Horton, 1993), yang dengan hati-hati menganalisis segi penemuan diri ini.

Mungkin saja ia telah mendapat inspirasi dari kata-kata dalam sandiwara Vanity Fair (Thackeray): "Dunia adalah sebuah cermin dan memberikan kepada setiap orang bayangan dari mukanya sendiri. Kerutkan dahi di hadapannya, dan bayangan masam akan tampak di hadapan anda; tertawalah di depan bersamanya dan anda akan memperoleh sahabat yang baik dan riang".

Tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri:

1)   persepsi kita tentang bagaimana kita memandang orang lain;
2)   persepsi kita tentang penilaian mereka mengenai bagaimana kita memandang; dan
3)   perasaan kita tentang penilaian.

Calvin dan Holtzman (1953) menemukan bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam merasakan secara tepat pendapat orang lain tentang mereka, dan bahwa orang yang kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan pandangan-pandangannya juga kurang akurat.