Perkembangan Pendidikan Islam di Masa Kolonial Penjajah

Sejalan dengan makin banyaknya pemeluk agama Islam, atas swadaya masyarakat didirikan lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tersebut antara lain langgar, pondok pesantren, dan madrasah.

a. Pendidikan di langgar/surau

Pelajaran agama yang diberikan di langgar/surau ialah pelajaran mengaji secara bersama dasar mengenai huruf Arab. Selain itu juga langsung menirukan di salah satu pesantren, guru yang membacakan surat dalam Kitab Al-Quran.

b. Pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren merupakan pengembangan dari pendidikan surau/langgar. Lahirnya pendidikan pesantren, karena Belanda menyisihkan umat Islam dari model pendidikan Belanda. Pimpinan pondok pesantren disebut kyai, sedang siswanya disebut santri. Pelajaran utama yang diberikan pada pendidikan di pesantren adalah ilmu keagamaan (ushuluddin). Ushuluddin yaitu dasar kepercayaan dan keyakinan Islam serta ilmu fikih.

c. Pendidikan madrasah

Sistem pendidikan madrasah pertama dipelopori oleh Nizam El-Mulk. Ia adalah seorang perdana menteri dari Arab pada abad ke-11 M. Ia memperkenalkan sistem pendididikan yang bersifat murni teologi (ilmu ketuhanan) dan menambahkan ilmu-ilmu bersifat keduniawian, seperti astronomi (ilmu perbintangan) dan ilmu obat-obatan.

Dalam perkembangannya, sistem pendidikan madrasah ini ada yang sejajar dengan pendidikan dasar dan menengah. Madrasah setingkat sekolah dasar disebut Ibtidaiyah. Setingkat SMP disebut Tsanawiyah, dan setingkat SMA disebut Aliyah. Pada madrasah guru-guru diperkenankan menerima imbalan dalam bentuk uang secara tetap.

Sistem pendidikan madrasah di Indonesia dipengaruhi oleh Madrasah Darul Ulum dan Sahaulatyah di Mekkah. Selain itu dipengaruhi sistem pendidikan barat zaman kolonial seperti HIS, MULO, dan AMS.