Perilaku
menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Suatu
perilaku dianggap menyimpang oleh masyarakat ketika perilaku tersebut tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada umumnya. Setiap individu
mempunyai latar belakang kehidupan dan lingkungan sosial yang berbeda. Hal
tersebut menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan.
Tidak
semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat, yang berarti gagalnya proses sosialisasi. Individu yang
demikian cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan menyimpang.
Adapun sebab-sebab yang menimbulkan adanya perilaku yang menyimpang adalah sebagai
berikut:
a.
Tidak sanggup mengikuti peraturan dalam masyarakat
Seseorang
yang tidak sanggup mengikuti peraturan dalam masyarakat disebabkan oleh kondisi
fisik ataupun jiwa yang tidak normal. Contohnya: cacat tubuh, gila, gangguan
moral, dan sosial budaya.
Kelompok-kelompok
tersebut dikategorikan dalam kelompok abnormal. Kelompok abnormal baik secara
fisik maupun mental meliputi:
1)
Penderita cacat fisik
Para
penderita cacat fisik ini kadang-kadang menimbulkan penyimpangan sosial, misal:
bersalaman dengan tangan kiri karena tangan kanannya putus; menulis dengan jari
kaki, karena kedua tangannya putus; berbicara dengan bahasa isyarat karena
bisu. Contoh: penderita tuli, bisu, buta, dan sebagainya.
2)
Pengemis, pelacur, gelandangan
Kelompok
masyarakat ini tidak sanggup mengatasi struktur masyarakat dan sistem sosial
ekonomi yang kurang menguntungkan. Secara perekonomian kelompok masyarakat ini
tidak memperoleh bagian yang wajar dari penghasilan
nasional.
Akibatnya banyak dari kelompok ini melakukan tindakan penyimpangan sosial. Hal
tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh: -pengamen yang
melakukan tindakan pemerasan. -pelacur yang melakukan peredaran perdagangan
obat-obat terlarang
3)
Penderita gangguan jiwa
Penderita
gangguan jiwa ini dikategorikan kelompok yang melakukan penyimpangan sosial
tidak bermaksud jahat.
Namun,
jika dibiarkan hidup dalam masyarakat, kelompok ini sering menimbulkan penyakit
sosial. Sehingga kelompok ini sering kali dikelompokkan di tempat-tempat
khusus, seperti di rumah sakit jiwa. Contoh: -orang gila yang berpakaian tidak
sopan. -suka menganggu orang lain dengan melemparkan benda-benda
b.
Pengaruh lingkungan pergaulan
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang
ataupun kelompok. Pengaruh dari lingkungan pergaulan ini sangat kuat, bahkan
lebih kuat daripada pengaruh lingkungan keluarga Manusia pada dasarnya memiliki
kepribadian baik, namun karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang yang
melakukan penyimpangan sosial lama kelamaan akan terpengaruh melakukan
penyimpangan sosial. Contoh: seorang ketika dalam lingkungan keluarga menjadi
penurut, namun dilingkungan pergaulannya dengan anak yang suka merokok maka dia
ikut-ikutan merokok.
c.
Pendidikan dalam keluarga yang terlalu keras
Ada
beberapa keluarga yang orang tuanya bersikap terlalu keras dalam mendidik
anak-anaknya. Apabila anak tidak taat pada aturan maka orang tua akan segera
menghukumnya. Dapat kalian lihat dalam kehidupan sehari-hari, anak yang
mendapat hukuman dari orang tua seperti dimarahi bahkan sampai dipukuli dan
dianiaya.
Akibat
dari tindakan tersebut, anak merasa tertekan dan tidak bebas. Dampak negatinya
anak suka memberontak. Meskipun ketika di rumah anak menjadi pendiam, namun di luar
rumah anak dapat melakukan penyimpangan sosial sebagai bentuk pelampiasan rasa
kesal dan kecewanya di rumah. Contoh: anak yang dipukuli orang tuanya, di luar
rumah dia menjadi anak yang suka berkelahi.
d.
Pengaruh media massa
Adanya
berita dari gambar-gambar, serta tayangan di stasiun TVRI maupun swasta tentang
film kartun maupun layar lebar yang menonjolkan kekerasan dan kriminalitas. Hal
tersebut baik secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi emosi dan
kejiwaan para pemirsa yang sangat heterogen umur, pendidikan, dan
lingkungannya. Akibatnya, sering terjadi perkelahian, perampokan, perkosaan,
pembunuhan, dan lain-lain hanya disebabkan oleh masalah kecil.
Media
massa menyajikan berbagai program acara yang tidak hanya berdampak positif
namun juga berdampak negatif. Oleh karena itu, kita harus pandai memilih sajian
yang bermanfaat bagi kita. Lantas bagaimanakah sikap dan tindakan kita yang
paling tepat, apabila ternyata sebagian anggota masyarakat seperti tetangga dan
keluarga kita termasuk salah satu pelaku penyimpangan sosial?
Ketika
kita mendengar atau mengetahui hal tersebut, tentu hati kita kacau balau,
berbagai perasaan jadi satu seperti malu, takut, dendam, cuek, dan sebagainya.
Dalam mengatasi masalah tersebut, kita harus berhati-hati, tidak boleh
tergesa-gesa, karena apabila kita keliru, akibatnya bisa fatal dan dapat
merugikan diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat.