Akhir Kekuasaan Jepang di Indonesia

Kemerdekaan adalah suatu ide, cita-cita, dan tujuan bagi setiap bangsa di muka bumi ini. Begitu juga bangsa Indonesia, bagi bangsa Indonesia paling tidak cita-cita sebagai negara merdeka sudah ada sejak Masa Pergerakan Nasional tahun 1908. Tidak pernah terbayangkan kapan, siapa, dan peristiwa apa yang akan mengawali sehingga mengantarkan Indonesia sebagai negara yang merdeka.

Penyerbuan Sekutu ke Iwo Jima Iwo Jima merupakan bagian tanah Jepang yang jaraknya 1.080 km dari kota Tokyo. Wilayah itu menjadi daerah administratif pemerintahan Jepang sejak 5.300 tahun yang lalu. Iwo Jima adalah bagian kepulauan Ogasawara. Sebelah utara, terletak Guam dan terjepit di antara Tokyo dan Saipan.

Sejak musim panas tahun 1940, kepulauan kecil Pasifik menjadi sasaran pendaratan pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat seperti B.29. Namun untuk armada yang lebih besar, Amerika Serikat membutuhkan Iwo Jima untuk pangkalan yang strategis dalam misi menggempur Jepang.

Sampai akhir tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah sangat terdesak. Di mana-mana pasukan Jepang menderita kekalahan terhadap pasukan Sekutu (Amerika Serikat Inggris, Kanada, dan Australia). Keadaan menjadi parah lagi setelah pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat berhasil mengadakan pengeboman terhadap dua kota di negara Jepang yaitu Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Pengeboman terhadap kedua kota tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang jumlahnya mencapai ribuan jiwa, sehingga Jepang mengalami kehancuran total.

Jepang tidak dapat menyembunyikan kekalahannya dari Sekutu, walaupun berusaha ditutup-tutupi. Dari kejadian di negara Jepang tersebut, jalan menuju kemerdekaan bagi bangsa Indonesia semakin terbuka. Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pejuang dan rakyat Indonesia yang sudah sekian lama menanti-nantikan kapan datangnya kebebasan dari penjajahan bangsa lain. Kemudian Jepang melakukan berbagai upaya untuk menarik simpati dari bangsa Indonesia.

1.   Pada tanggal 7 Agustus 1945, terjadi perubahan nama dari BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI berbeda dengan BPUPKI, karena keanggotaannya tidak melibatkan orang-orang Jepang. Konsep dasar negara Pancasila, rancangan undang-udang dasar meskipun hasil dari BPUPKI, tetapi secara yuridis formal disahkan oleh PPKI. Jadi perubahan dari BPUPKI menjadi PPKI merupakan proses nasionalisasi dari segala buatan Jepang di Indonesia.
2.   Pada tanggal 9 Agustus 1945, para tokoh nasional diantaranya Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil ke Dalath/Saigon/Ho Chi Minh di Vietnam oleh Panglima Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara yang bernama Marsekal Terauchi. Pada tanggal 11 Agustus 1945, pukul 11.40, Marsekal Terauchi melantik Sukarno-Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI.
3.   Pada tanggal 14 Agustus 1945, rombongan tiba kembali di tanah air.

Kedudukan Jepang semakin sulit, pasukan Sekutu bertambah dekat ke Jepang. Rusia juga mengumumkan perang dengan menyerang Manchuria. Akhirnya, Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 di atas geladak kapal perang Amerika yang bernama USS Missouri yang sedang berlabuh di teluk Tokyo, diumumkan oleh Kaisar Hirohito. Berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu didengar oleh Syahrir (tokoh pemuda) dari siaran radio Amerika (Voice of America). Kemudian Syahrir menyam-paikan berita tersebut kepada Moh. Hatta yang meneruskan berita itu kepada Sukarno.