Permasalahan Kependudukan di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi luas wilayah dan jumlah penduduknya. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah justru akan menjadi beban tanggungan pemerintah. Oleh karena itu berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga mampu mengejar ketinggalan-ketinggalan dengan bangsa lain.

Indonesia memiliki penduduk yang besar dan menjadi potensi bangsa untuk maju. Akan tetapi, kualitas penduduk Indonesia belum sebagus negara-negara lain. Oleh karena itu, sebagai penerus bangsa hendaknya selalu meningkatkan kualitas diri agar mampu bersaing di zaman global ini.

1. Jumlah Penduduk yang Besar 

Jika masing-masing orang berupaya meningkatkan kualitas diri maka secara otomatis kualitas penduduk Indonesia secara keseluruhan juga meningkat. Jika kita berbicara masalah kependudukan sebagai sumber daya, kita tentu membahas potensi yang ada pada diri manusia. Potensi manusia terdiri atas dua aspek, yaitu aspek jumlah atau kuantitas dan aspek mutu atau kualitas. Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi mutu penduduk sebagai sumber daya adalah sebagai berikut:
Permasalahan Kependudukan

Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak nomor empat di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk yang banyak ini tentu saja mempunyai modal sumber daya manusia yang besar pula. Namun, apabila jumlah penduduk yang banyak ini memiliki kualitas yang rendah akan kurang bermanfaat dalam pembangunan.

Penduduk yang mempunyai kualitas merupakan aset sangat penting dalam pembangunan. Sedangkan penduduk yang kurang berkualitas justru akan menjadi beban karena tidak mampu dan tidak dapat menghasilkan sesuatu lebih dalam menghadapi era globalisasi. Seperti sekarang ini. Mereka selamanya hanya menggantungkan kerja atau pendapatan orang lain.

1. Sensus penduduk

Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, menghimpun dan menyusun serta menerbitkan data-data demografi, ekonomi, dan sosial, menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.
Dari data sensus dapat diketahui berapa jumlah penduduk suatu negara atau wilayah tertentu. Berdasarkan pelaksanaannya, sensus dibedakan menjadi dua macam, sebagai berikut:

a. Sensus de yure

Sensus de yure adalah pencacahan penduduk yang hanya dikenakan kepada mereka yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah atau negara tersebut pada saat sensus di laksanakan. Sensus seperti ini tetap dilakukan pencacahan meskipun orang tersebut sedang tidak ada di tempat.

b. Sensus de facto

Sensus de facto adalah pencacahan penduduk yang dilakukan kepada setiap orang yang berada di wilayah atau negara pada waktu sensus dilaksanakan.

Sensus digunakan berbagai kepentingan antara lain:
-mengetahui jumlah penduduk
-mengetahui pertumbuhan penduduk
-mengetahui kepadatan penduduk
-mengetahui komposisi penduduk

2. Regristasi penduduk

Regristasi penduduk merupakan kumpulan keterangan mengenai terjadinya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk yang terjadi di tempat penduduk tersebut.

3. Survei penduduk

Survei memiliki pengertian hampir sama dengan sensus. Kalau sensus semua penduduk dilakukan tidak semua penduduk dilakukan pencacahan. Hanya beberapa saja penduduk menjamin suatu negara sensus bersifat umum, sedangkansurvei bersifat khusus.

Dari ketiga cara untuk mengetahui jumlah penduduk suatu tempat akan negara, sensus penduduk merupakan cara yang dapat dipercaya kebenarannya dan lengkap. Sensus penduduk ini digunakan baik di negara berkembang maupun negara-negara maju. 

2. Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Besarnya jumlah penduduk mempengaruhi perbandingan luas wilayah yang dihuninya. Makin besar jumlah penduduk suatu negara kepadatan penduduknya semakin tinggi. Selain itu, kepadatan penduduk juga ditentukan oleh tingkat persebarannya. Di Indonesia terdapat wilayah-wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Sementara wilayah lain memiliki kepadatan penduduk rendah. Kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2005 adalah 116 jiwa/km2. Apabila dibandingkan dengan luas wilayah tidak terlalu tinggi.

Namun karena persebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan terjadinya ketimpangan kepadatan penduduk suatu wilayah bila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Pulau Jawa yang memiliki luas kurang lebih 12.750 km2 kepadatan penduduknya mencapai 1.001/km2. Sedangkan daerah di luar Pulau Jawa kepadatan penduduknya hanya 55 jiwa/km2.

Tidak meratanya persebaran penduduk Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor paling berpengaruh adalah faktor ekonomi. Pulau Jawa sebagai pulau paling maju mendorong penduduk diberbagai wilayah berdatangan dengan tujuan memperbaiki taraf hidup.

3. Kualitas Penduduk yang Belum Baik

Kualitas penduduk merupakan komponen yang sangat penting. Karena dengan kualitas penduduk yang baik akan menunjang pembangunan. Kualitas penduduk merupakan tingkatan mutu penduduk pada suatu wilayah atau daerah baik secara fisik maupun nonfisik. Dengan ilmu kependudukan (demografi), kualitas penduduk dikelompokkan menjadi dua yaitu secara demografi dan nondemografi:

1. Kualitas penduduk secara demografi

Kualitas penduduk secara demografi dapat diketahui dari banyak sedikitnya angka kelahiran dan kematian. Pada umumnya, negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang tinggi. Negara-negara yang miskin dan kacau seperti Ethiopia dan Somalia di Afrika memiliki tingkat kematian yang tinggi karena kualitas kesehatan penduduk negara-negara tersebut rendah.

2. Kualitas penduduk nondemografi

Kualitas penduduk nondemografi adalah kualitas penduduk dari pendidikan, kesehatan dan pendapatan.

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas penduduk. Indonesia telah mencanangkan program pendidikan dasar 9 tahun. Berdasarkan Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan Indonesia, antara lain sebagai berikut:

1) Adanya pandangan masyarakat bahwa untuk mencari nafkah tidak perlu pendidikan tinggi.
2) Pendapatan perkapita penduduk relatif rendah sehingga kesulitan untuk membiayai sekolah.
3) Biaya pendidikan relatif mahal sehingga kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi hanya untuk mereka yang
memiliki biaya.

b. Kesehatan

Tingkat kesehatan di Indonesia masih relatif rendah. Rendahnya kesehatan dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

1) Sarana kesehatan yang masih relatif kurang.
2) Harga obat relatif mahal sehingga kurang terjangkau oleh masyarakat.
3) Rumah sakit yang peralatannya memadai masih terpusat di kota-kota besar.

Pemerintah berusaha meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Usaha pemerintah, antara lain sebagai berikut:

1)   Memperbanyak sarana kesehatan dengan membangun pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) serta unit pelayanan kesehatan yang lain.
2)   Memperbanyak produksi obat-obatan sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan dengan harga yang terjangkau.
3)   Mengadakan penyuluhan tentang gizi dan arti penting kesehatan.
4)   Mendistribusikan peralatan kesehatan di rumah sakit daerah.

c. Pendapatan

Setiap manusia mempunyai kebutuhan baik kebutuhan pangan, sandang, maupun papan. Untuk memperolehnya, manusia harus bekerja. Dengan bekerja akan menerima upah/hasil. Upah/hasil yang diperoleh bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Tingkat pendapatan suatu negara merupakan faktor penting untuk melihat kualitas penduduk dari aspek ekonomi. Tingkat pendapatan penduduk suatu negara diperoleh dari berbagai sektor lapangan kerja. Untuk mengetahui tingkat pendapatan penduduk, dibuat patokan yang didasarkan pada rata-rata pendapatan perkapita.

Pendapatan per kapita dalam istilah asingnya disebut Personal Capital Income (PCI) adalah pendapatan rata-rata setiap orang selama satu tahun. Untuk mengetahui pendapatan per kapita dengan cara membagi pendapatan nasional kotor (GNP) dibagi jumlah penduduk.

Pada dasarnya pendapatan per kapita negara-negara di dunia digolongkan menjadi 3 macam yakni:

a. Negara miskin, memiliki pendapatan per kapita 0–$ 300.
b. Negara berkembang, memiliki pendapatan per kapita $300– $1.000.
c. Negara maju, memiliki pendapatan per kapita lebih dari $ 1.000.

Pendapatan per kapita Indonesia sebesar $ 621, sehingga Indonesia dikelompokkan negara sedang berkembang, lebih rendah bila dibanding negara-negara anggota ASEAN. Meningkatnya pendapatan nasional tidak ada artinya bila pertumbuhan tetap tinggi, karena meningkatnya pendapatan nasional akan dikonsumsi tumbuhnya penduduk.